LEGAL MAXIM, AYAT AHKAM, KAIDAH FIQH, HADIS AHKAM
PASSWORD
USULAN PENELITIAN
A.
LEGAL MAXIM
1. Ubi
societas, ibi jus (Di mana ada masyarakat, di situ ada hukumnya ).
2. Lex
posteriori derogat legi priori (Undang-undang yang lebih baru mengenyampingkan
undang-undang yang lama).
3. Lex
specialis derogat lex generali (Undang-undang yang khusus didahulukan
berlakunya daripada undang-undang yang umum).
4. Lex
superior derogat legi inferiori (Undang-undang yang lebih tinggi mengenyampingkan
undang-undang yang lebih rendah tingkatannya).
5. Salus
populi suprema lex (Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang
tertinggi pada suatu negara).
B.
AYAT AHKAM
1. Q.S.
AN-NISA AYAT 58
إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ
بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ
بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (QS. An-Nisa : 58).
2.
Q.S. AL – KAFIRUN AYAT 4-6
وَلَا
أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ(4), وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ(5), كُمْ
دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ(6).
Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (QS. Al-Kafirun : 4), dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (QS.
Al-Kafirun : 5), Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS.
Al-Kafirun : 6).
3.
Q.S. AS-SYURA AYAT 38
وَالَّذِينَ
اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka
4.
Q.S. AN-NISA AYAT 135
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ
وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ
غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ
أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa : 135)
5. Q.S.
AL – ANFAL AYAT 20
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ
وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Surat al
anfal ayat 2
إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ
بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ
بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. An nisa ayat 58 tentang asas tertib
penyelenggaraan Negara. amanah
وَالَّذِينَ
اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Dan
(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. as
syura ayat 38 musyawarah
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
وَلَا
تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil
dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. Al baqarah
ayat 42
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا
أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Surat al anfal ayat 2
C. HADIS AHKAM
1.
Hadits tentang larangan mencari dan memburu
pangkat/kedudukan.
عن عَبْد الرَّحْمَنِ بْن سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ
فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ أُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ
أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
1207- Dari
Abdurrahman bin Samurah, dia berkata, “Rasulullah telah bersabda, ‘Hai Abdurrahman, janganlah
kamu meminta pangkat kedudukan! Apabila kamu diberi karena kamu memintanya,
maka hal itu akan menjadi suatu beban yang berat bagi dirimu. Lain halnya
apabila kamu diberi tanpa adanya permintaan darimu, maka kamu akan ditolong” (HR Muslim 6/6)
2.
Hadits tentang apabila seorang pemimpin
memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan berlaku adil, maka ia akan
memperoleh ganjaran pahala.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ
وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ
مِنْهُ
1211- Dari Abu
Hurairah, dari Nabi Muhammad, beliau telah bersabda, “Sesungguhnya seorang pemimpin
itu bagaikan perisai. Ia akan dimusuhi dari belakang dan ditakuti (dari depan).
Apabila ia memerintahkan kaumnya untuk bertakwa kepada Allah Yang Maha Agung
lagi Maha Mulia dan berlaku adil, maka dari itu ia akan memperoleh pahala.
Tetapi, apabila ia memerintahkan pada perbuatan yang lainnya, maka ia pasti
akan menerima balasan sesuai perintahnya tersebut.” (HR Muslim 6/17)
3. Hadits tentang orang yang diberi jabatan dan
ia mampu berlaku adil.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ
اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ
وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا
وَلُوا
1212- Dari
Abdullah bin Umar, dia berkata, “Rasulullah telah bersabda, ‘Sesungguhnya para pemimpin yang adil, di sisi Allah, akan berada
di atas mimbar yang terbuat dari cahaya. Mereka akan berada di sebelah kanan
Dzat Yang Maha Pemurah, dan kedua tangannya juga berada disebelah kanan-Nya.
Mereka itulah orang-orang yang berlaku adil terhadap ketentuan hukum, rakyat,
dan terhadap kekuasaan yang dilimpahkan kepada mereka.” (HR Muslim 6/7)
4. Akan menjadi orang yang paling dicintai
dan paling dekat dengan Allah
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ
النَّاسِ إِلَى اللهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ.
Dari Abu
Sa’id berkata: Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya
manusia yang paling dicintai oleh Allah dan paling dekat tempat duduknya pada
hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh
Allah dan paling jauh tempat duduknya adalah pemimpin yang zhalim. (Hadis
hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmizi, hadis no. 1250; dan Ahmad, hadis no. 10745
dan 1109)
5. Ancaman Kepada Pemimpin yang Zalim
عن مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ
الْمُزَنِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ
رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ
اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.
Dari Ma’qil
bin Yasar Al Muzanni berkata: Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah saw
bersabda:
Tidaklah
seorang pemimpin yang Allah serahi untuk memimpin rakyatnya, ketika meninggal
dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan surga
untuknya. (Sahih Muslim, hadis no. 3409 dan 3410).
D. KAIDAH FIQHIYAH
1. 1.تَصَرُّفُ الاِمَامِ عَلَى الرَّعِيَةِ مَنُوطٌ بِالمَصْلَحَةِ
“Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya bergantung kepada
kemaslahatan”
2.
لجِبَايَةُ بِالحِمَايَةِ
“Pungutan
harus disertai dengan perlindungan”
3. الأَصْلُ فِي
العَلاَقَةِ السِّلْمُ
“Hukum asal dalam hubungan antar negara
adalah perdamaian”
4. اِنَّ الاِمَامَ أَنْ يَخْطَئَ فِي العَفْوِ خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَخْطَئَ فِي
العُقُوبَةُ
“Seorang
pemimpin itu, salah memberi maaf lebih baik dari pada salah dalam menghukum”
5.
لاَيُقْبَلُ فِي دَارِ الإِسْلَامِ العُذْرُ
بِجَهْلِ الأَحْكَامِ
“Tidak diterima di negeri muslim,
pernyataan tidak tahu hukum”
“Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya bergantung kepada
kemaslahatan”
2.اَلْخِيَانَةُ لاَتَتَجَزَّأُ
“Khiyanah itu tidak dapat dibagi-bagi”
3.اِنَّ الاِمَامَ أَنْ يَخْطَئَ فِي العَفْوِ خَيْرٌ
مِنْ اَنْ يَخْطَئَ فِي العُقُوبَةُ
“Seorang pemimpin itu, salah memberi maaf lebih baik dari pada salah dalam
menghukum”
4.الوِلاَيَةُ الخَاصَّةُ أَقْوَى مِنَ الوِلاَيَةِ
العَامَّةِ
“Kekuasaan yang khusus lebih kuat (kedudukannya) dari pada kekuasaan yang
umum”
5.لاَيُقْبَلُ فِي دَارِ الإِسْلَامِ العُذْرُ بِجَهْلِ
الأَحْكَامِ
“Tidak diterima di negeri muslim, pernyataan tidak tahu hukum”
6.الأَصْلُ فِي العَلاَقَةِ السِّلْمُ
“Hukum asal dalam hubungan antar negara adalah perdamaian”
8.العَقْدُ يُرْعَى مَعَ الكَافِرِ كَمَا يُرْعَى مَعَ
المُسْلِمِ
“Setiap perjanjian dengan orang nonmuslim harus dihormati seperti
dihormatinya perjanjian sesama muslim”
9.الجِبَايَةُ بِالحِمَايَةِ
“Pungutan harus disertai dengan perlindungan”
10.الخُرُوجُ مِنَ الخِلَافِ مُسْتَحَبٌ
“Keluar dari perbedaan pendapat adalah disenangi”
11.مَا لاَيُدْرَكُ كُلُّهُ لاَيُتْرَكُ كُلُّهُ
“Apa yang tidak bisa dilaksanakan seluruhnya, jangan ditinggalkan
seluruhnya”
12.لَهُمْ مَالَنَا وَعَلَيْهِمْ مَا عَلَيْنَا
“Bagi mereka ada hak seperti hak-hak yang ada pada kita dan terhadap mereka
dibebani kewajiban seperti beban kewajiban terhadap kita”
Komentar
Posting Komentar